INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR
MAKALAH METODE PENGAJARAN
DISUSUN
OLEH:
NAMA NIM
Ø M. HERU PURNOMO 5113122029
Ø M. MAULANA SYAHPUTRA 5113122031
Ø WIKE SUSWITA 5113122046
PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIMED
TA: 2012-2013
Dengan
kerendahan hati kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah
yang berjudul METODE PENGAJARAN
ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak kendala dan hambatan yang kami hadapi,
namun berkat dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Dengan
hormat kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Husni wardi Tanjung dan A. Hasan Saragih
selaku dosen mata kuliah INTERAKSI
BELAJAR MENGAJAR yang telah banyak memberikan masukan
dan bimbingan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan itu,
kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para orang tua kami yang
telah memberikan bantuan moril dan materil.
Kami
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk melengkapi makalah ini.
Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Medan,
31 Agustus 2013
Penulis,
Kelompok 1
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah
salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat
perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal
yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus
menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan
masyarakat modern.
Salah
satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang
lebih baik (improvement oriented).
Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang
pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru dan siswa. Dalam
proses pembelajaran keberadaan guru
sangatlah urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak?, bagaimana
kompetensi siswa ?
Hasil
studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, namum pembelajaran dan pemahaman siswa di tingkat dasar
termasuk Madrasah Ibtidaiyah pada beberapa materi pelajaran menunjukkan hasil
yang kurang memuaskan. Pembelajaran di tingkat sekolah dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah cenderung text book oriented
dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran
konsep cenderung abstrak dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsep
akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam
mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata
lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang
bervariasi, dan sebagai akibat motivasi belajar
siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan
mekanistis (Direktorat PLP, 2002)
Menurut
pendapat oleh Peter Sheal (1989) sesuai dengan “Kerucut Pengalaman Belajar” Dia menyatakan (hasil penelitian)
bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan “penglihatan” dan “pendengaran”
dalam proses pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%. Di
sisi lain, dalam melaksanakan proses belajar mengajar, kurang dari 20% guru
yang menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari. Sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum
seperti yang di harapkan.
Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton
gurunya mengajar dari pada memperhatikan guru mengajar. Sehingga guru yang “lucu” apalagi memberi nilai “murah” akan menjadi favorit para siswa.
Akankah hal seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan
mendobrak dengan langkah baru? Apa yang kita lakukan dalam menyikapi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu
akan menentukan siapa diri kita sebenarnya. Apakah kita termasuk penganut status
quo atau menjadi agent of change? Guru yang ingin
terjadi adanya perubahan yang lebih baik, memang bukan sesuatu yang mudah untuk
dilakukan.
Mencermati hal tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan,
inovasi ataupun gerakan perubahan mind
set kearah pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya tujuan
pembelajaran. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai
variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang direncanakan. Karena
itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model
pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim
PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan ) adalah
tuntutan yang harus diupayakan oleh guru.
Dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), menuntut adanya keanekaragaman
atau variasi dalam pembelajaran yang mengarah pada pada PAKEM ( Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan).
Berbagai metode dapat
dikembangkan dan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode
pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh
dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu
(Asep Herry Heriawan; 2003). Tidak setiap metode sesuai untuk digunakan dalam
pembelajaran tertentu. Karena itu, guru harus dapat memilih metode yang sesuai
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
METODE
PENGAJARAN
A.
Macam-Macam
Metode Pengajaran
Pada
dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir
anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas.
Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang
guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang
menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap
kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan
kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode
pembelajaran.
Macam-Macam
Metode pengajaran
:
1. Metode
Ceramah
Metode
pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada
sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah,
dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong
timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457),
menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan
ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa
informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode
Diskusi
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang
bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik
dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat
meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah.
Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya
lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif
untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3. Metode
Demonstrasi
Metode
pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana
cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan
Metode Demonstrasi :
a.
Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan.
b.
Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c.
Pengalaman
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan
metode Demonstrasi :
a.
Siswa
kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b.
Tidak
semua benda dapat didemonstrasikan.
c.
Sukar
dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
4. Metode
Ceramah Plus
Metode
Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari
satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a.
Metode
ceramah plus tanya jawab dan tugas
b.
Metode
ceramah plus diskusi dan tugas
c.
Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5. Metode
Resitasi
Metode
Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan
Metode Resitasi adalah :
a.
Pengetahuan
yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat
lebih lama.
b.
Peserta
didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri.
Kelemahan
Metode Resitasi adalah :
a.
Kadang
kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b.
Kadang
kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c.
Sukar
memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6. Metode
Eksperimental
Metode
pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang obyek yang dipelajarinya.
7. Metode
Study Tour (Karya wisata)
Metode
study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak
peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan
selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan
hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8. Metode
Latihan Keterampilan
Metode
latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya
langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi,
kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan
keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada
peserta didik.
9. Metode
Pengajaran Beregu
Metode
pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik
ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal,
kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus
langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.
10. Peer
Theaching Method
Metode
Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Metode
Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode
problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data
sampai pada menarik kesimpulan. Metode
problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa
melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus
pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.
12. Project
Method
Project
Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta
peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13.
Taileren Method
Teileren
Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat
kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan
masalahnya
14. Metode
Global (ganze method)
Metode
Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan
materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.
METODE DEMONSTRASI DALAM BELAJAR
Metode Demonstrasi
|
Pengertian
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada
penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh
peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).
Metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”
(Muhibbin Syah, 2000:22).
Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah,
(2000:2) bahwa “metode demonstrasi adalah metode yang digunakan
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan
dengan bahan pelajaran”.
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai
untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan,
suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi
peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang
sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang
diharapkan.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan
proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu
proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk
sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau
melihat kebenaran sesuatu.
Metode
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sebenarnya sudah lama dan
sudah banyak digunakan di sekolah-sekolah,
tetapi ada sebagian para pendidik yang belum menggunakan bahkan mengetahui
metode tersebut. Apa dan bagaimana metode demonstasi itu? Bahwa metode ini
suatu metode yang mengajak siswa lebih aktif mengamati, dan lebih memahami
suatu pelajaran, dan juga pelajaran akan lebih menarik, dijamin peserta didik
akan lebih antusias dalam mengikuti pelajaran tersebut. Dengan proses
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan menjadikan informasi yang masuk ke
pikiran bawah sadar dapat memudahkan siswa memahaminya. Karena dalam kondisi
siswa yang aktif dan rasa ingin tahu, menjadikan pembelajaran lebih menarik dan
mudah dimengerti.
Sebagian besar peserta didik
akan mengalami kejenuhan apabila metode yang digunakan oleh seorang pendidik
hanya itu-itu saja. Suatu misal metode yang digunakan adalah ceramah, metode
ini akan membuat siswa lebih banyak pasif, yang akan menghambat pemahaman siswa
tentang suatu pelajaran. Karena keaktifan (aktif disini dalam arti aktif
mengikuti aturan) seorang peserta didik sangat berpengaruh terhadap daya serap
dan pola pikir yang kritis.
Yang dimaksud dengan
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya
suatu proses pembentukan tertentu pada sisswa. Untuk memperjelas pengertian
tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau siswa itu sendiri.
Metode Demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan
pelajaran IPA, misalnya: Membuat suatu karya/ model untuk menunjukkan perubahan
energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/ baling-baling/
pesawat kertas/ parasut.
Metode Demonstrasi sangatlah
berpengaruh terhadap daya serap, dan minat siswa dalam belajar. Dikarenakan
metode ini mempunyai banyak kelebihan atau kebaikan-kebaikan dalam
pembelajaran, diantaranya adalah membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan
lebih konkrit dan menghindari verbalisme, memudahkan peserta didik memahami
bahan pelajaran, proses pengajaran akan lebih menarik, merangsang peserta didik
untuk lebih aktif mengamati dan dapat
mencobanya sendiri. Disamping kebaikan-kebaikan yang ada dalam metode
demonstrasi, metode ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan/
kekurangan-kekurangan, diantaranya; memerlukan ketrampilan guru secara khusus,
memerlukan waktu yang panjang, memerlukan kematangan dalam perancangan atau
persiapan, keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang
hatrus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan.
Tujuan
Metode Demonstrasi
Tujuan pengajaran
menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara
pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran
kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.
Manfaat
Metode Demonstrasi
Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah :
- Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
- Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
- Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan
metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
Kelebihan
metode demonstrasi
- Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.
- Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
- Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
- Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
- Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak
- Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
Kekurangan
metode demonstrasi
- Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol.
- Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
- Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta didik.
- Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas.
- Memerlukan banyak waktu sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum.
- Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
- Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran.
Keunggulan Metode
Demonstrasi Menurut Elizar ( 1996 : 45 ), keunggulan dari metode demonstrasi
adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa
mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman
langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap
penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya
langsung pada guru. Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 )
menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan
dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan,
memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan
keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu
kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang
dilakukan. Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 ) menyatakan bahwa
keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas
jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan
berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah
dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan
objek sebenarnya. Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulan
bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya
pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang
dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam
mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab
sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi
keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang
terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan
contoh konkretnya.
Penggunaan metode
demonstrasi selalu diikuti dengan metode eksperimen. Demonstrasi bisa dilakukan
baik guru maupun peserta didik yang dianggap mampu melakukan demonstrasi.
Demonstrasi tanpa diikuti eksperimen tidak mencapai hasil yang efektif. Dalam
melakukan demonstrasi seorang demonstran menjelaskan apa yang akan
didemonstrasikan, sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi
dengan baik.
Metode eksperimen adalah
metode yang siswanya mencoba mempraktekkan suatu proses tersebut, setelah
melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstran.
Dalam pelaksanaannya metode demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan.
Artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti dengan metode
eksperimren dan penjelasan secara lisan.
Adapun aspek yang penting
dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:
·
Demonstrasi
akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak bisa
di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau
penjelasannya tidak jelas.
·
Demonstrasi
menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri
dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang
berharga.
·
Tidak
semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu
besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
·
Hendaknya
dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
·
Sebagai
pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di
demonstrasikan.
Dan adapun sebaiknya
dalam Mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu
Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang
sesuai dengan petunjuk.
Pelaksanaan
Metode Demonstrasi
Ada berbagai metode
pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, permainan dan sebagainya.
Salah satu metode yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan kreatif adalah
metode demonstrasi. Metode
demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa
dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana cara
membuatnya? Terdiri dari bahan apa? Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana
proses bekerjanya?
Demonstrasi sebagai
metode mengajar adalah bahwa seorang atau demonstrator (orang luar yang sengaja
diminta), atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu tentang
suatu proses (J.J. Hasibuan; 2006). Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci
otomatis, cara membuat kue, cara mencangkok, cara okulasi, dan sebagainya.
Batas-Batas
Kemungkinan Metode Demonstrasi
Demonstrasi menjadi tidak
efektif bila: benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh
siswa, siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan bila tidak dilakukan ditempat
yang sebenarnya.
Metode
Demonstrasi yang Efektif
Agar metode demonstrasi
dapat menjadi PAKEM, maka guru harus: (1) merumuskan keterampilan yang
diharapkan akan dicapai oleh siswa setelah demonstrasi dilakukan: (2) mencoba
alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi, supaya waktu diadakan
demonstrasi tidak gagal; (3) memperkirakan jumlah siswa apakah memungkinkan
diadakan metode demonstrasi; (4) menetapkan garis besar langkah yang akan
dilaksanakan; (5) memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
Penutup
Dengan memperhatikan hal-hal
tersebut diatas, diharapkan guru dapat melaksanakan metode demonstrasi dalam
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA:
Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Medan : FT. UNIMED.
Bahri, Syaiful & Zain, Aswan (2005).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.
Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
http://desyandri.wordpress.com