ILMU SOSIAL DAN
BUDAYA DASAR (ISBD)
MAKALAH MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
DISUSUN
OLEH:
NAMA NIM
Ø ARI PURWADI 5113122003
Ø IRWINSYAH LUBIS 5113122022
Ø M. MAULANA SYAHPUTRA 5113122031
Ø RAHMAD NUR RIZKY 5113122038
Ø WIKE SUSWITA 5113122046
PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIMED
TA: 2012-2013
Dengan kerendahan hati
kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Makalah yang berjudul MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak kendala dan hambatan yang kami hadapi,
namun berkat dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Dengan hormat kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Gamal Kartono
selaku dosen mata kuliah ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
DASAR
yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan itu, kami juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada para orang tua kami yang telah memberikan
bantuan moril dan materil.
Kami menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi
makalah ini.
Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Medan, 08 September 2013
Penulis,
Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Hubungan
manusia dan kebudayaan sangat erat kaitannya satu sama lain, secara bahasa
manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta ), “mens” (latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal. Kebudayaan berasal dari kata
budaya yang merupakan bentuk kata majemuk kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Dalam bahasa sansekerta kebudayaan disebut dengan budhayah yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang
berarti budi atau akal. Pada dasarnya manusia adalah mahluk budaya yang harus nembudayakan dirinya, Manusia sebagai mahluk budaya mampu
melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya
dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempelajari keadaan
sekitar dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga mengajarkan kepada
manusia beberapa hal penting dalam kehidupan
seperti etika sopan & santun menjadikan ciri khas kebudayaan orang
Indonesia. Kebudayaan juga dapat mempersatukan lapisan elemen masyarakat yang
sebelumnya merenggang akibat konflik yang nerkepanjangan dan dapat pula dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Rasa saling menhormati
dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatukan kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan sebagai ciri khas suatu
kelompok masyarakat. Banyak hal dapat di kaji mengenai manusia dan kebudayaan,
dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat tentang hubungan erat manusia dan
kebudayaan yang sebenarnya tak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan
berperan penting bagi kehisupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi
dengan manusia yang lain dan pada akhirnya
menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia
yang lain yaitu kebudayaan.
BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2.1
Konsep
Manusia Dan Kebudayaan
Manusia
adalah mahluk ciptaannya yang paling unggul dari segi kecerdasan hingga mampu
melahirkan kebudayaan. Kebudayaan lahir berkat adanya kecerdasan tersebut
dengan bekal kecerdasan akal tersebut. Untuk menjelaskan tentang kebudayaan
perlu pertama kali dibahas tentang akal budi ini.
2.1.1
Fungsi
akal budi bagi manusia
Manusia
dari segi biologis mempunyai volume otak tiga kali lebih besar dari kera besar
afrika sehingga mampu berfikir dan mengembangkan gagasan karna kecerdasannya.
Seekor simpanse punya kecerdasan dengan mengambil sebatang ranting kayu untuk
mengambil buah yang tidak
bisa
dijangkaunya. Tapi mampukah dia berfikir melalui simbol seperti halnya manusia
mempunyai bahasa , mempunyai angka dan mengembangkannya menjadi pikiran yang
rumit. Tentu tidak jika mereka mampu mengembangkan kecerdasan maka ia akan
menjadi mahluk berbudaya selain manusia , di dalam otak inilah
proses akal budi berlangsungdengan sangat rumit. Akal budi adalah sumber rasa
diri - suatu rasa yang kadang bersifat pribadi, dan
terkadang di bagi dengan orang lain. Akal budi juga merupakan saluran untuk
menjangkau dunia diluar benda-benda materi sehari-hari, melalui imajinasi dan
akal budi menjadi sarana bagi kita untuk mengubah dunia abstrak menjadi
kenyataan puspa –ragam. Leonardo da vinci sudah mempunyai gagasan tentang
pesawat terbang pada masa Renaissance dulu. Manusia masa lalu dengan cerita ,
mitos, atau mimpi berimajinasi untuk terbang sampai ke bulan dan hal itu
menjadi kenyataan pada tahun enampuluhan. Kebalikan dari itu manusia juga mampu
mengabstrakkan apa yang dialaminnya menjadi gagasan-gagasan yang abstrak. Jadi
dengan adanya kecerdasan ini manusia mampu merealisasikan gagasan yang abstrak
dan juga mampu mengabstrakkan hal-hal yang real, melalui media bahasa dan
simbol-simbol lainnya kecerdasan semakin berkembang.
Berbekal
bahasa, manusia dapat menciptakan dunia jenis baru dialam : dunia kesadaran
yang mawas diri dan dunia yang kita ciptakan serta nikmati bersama orang lain,
yang kita sebut budaya. Bahasa menjadi alat kita dan budaya ruang tempat kita
hidup. Kita punya sekitar 50 fonem yang melahirkan 100.000 kosa kata dan semua
itu bisa dipadukan dalam kalimat-kalimat tak terbatas jumlahnya. Manusia
mempunyai bahasa yang mempunyai kemampuan menyimpan gagasan kemudian gagasan
yang bersifat tersebut tertanam dalam otak. Gagasan bertemu gagasan lain akan
melahirkan gagasan baru demikian seterusnya. Otak manusia mampu menampung
gagasan-gagasan yang tak terbatas jumlahnya. Dari gagasan-gagasan ini lahirlah
ilmu pengetahuan, seni, cara-cara manusia berhubungn dengan penciptannya,
mengatasi kesulitan-kesulitan lainnya agar supaya bertahan hidup.
2.1.2
Pengertian
kebudayaan
Betapapun
uniknya tingkah laku seorang individu tetapi ia harus menyepakati adanya tingkah
laku yang berlaku bagi semua orang. Misalnya orang inggris tidak makan daging
anjing, orang muslim tidak makan daging babi, contoh lainnya ketika kita
didalam upacara bendera orang akan menyanyikan lagu kebangsaan dengan khidmad.
Pola-pola tingkah laku yang umum tadi merupakan ekspresi dari kebudayaan
sekelompok orang.
Kita
tidak menyadari kebudayaan kita sendiri karena tingkah laku kita ‘’dituntun”
oleh kebudayaan kita . dengan otomatis ‘tanpa pertimbangan kita’’ kita membaca
do’a didalam hati kepada tuhan. Kita sadar ketika kita mendapatkan orang lain
yang mempunyai keyakinan dan kebiasaan yang berbeda dengan kita. Orang yang
lain dengan kita berdo’a dengan hikmadnya dengan suara yang bisa di dengar oleh
semua orang yang hadir di meja makan. Kita sadar bahwa cara berlalu lintas
orang-orang dinegri lain sangat toleransi kepada pengguna jalan lain sehingga
tidak berhenti seenaknya, menghargai pejalan kaki yang sangat berbeda dengan
cara berlalu lintas di kota medan. Ketika kita sadar akan perbedaan tingkah
laku tersebut kita sadar bahwa ada perbedaan dalam kebudayaan.
Suatu pemikiran di katakan
kebudayaan bila pemikiran tersebut sudah dipunyai oleh anggota masyarakat. Tapi
kalau kita melihat sistem pertanian subak di bali, sistem pertanian peladangan
berpindah,sistem kekerabatan masyarakat batak, sistem kesenian masyarakat,
sistem religi suatu masyarakat, konsumerisme, sistem standart mutu global
merupakan suatu sub sistem dari kebudayaan yang lebih luas. Kata kebudayaan
biasa digunakan oleh orang untuk mewakili kebiasaan-kebiasaan tertentu dari
suatu masyarakat. Misalnya kalau orang batak, jawa, atau yang lainnya menari
maka tarian itudisebut sebagai budaya batak, jawa, atau yang lainnya. Terlalu
kecil untuk menyebut tarian sebagai kebudayaan. Tetapi kalau kita ambil,
sebagai contoh, kalau orang berpakaian “you can see”disebut orang tersebut
sudah dipengaruhi oleh budaya barat. Hal ini terlalu menyederhanakan persoalan
dan menumpulkan konsep kebudayaan. Sub C nanti akan di bahas masalah lebih
detail untuk membahas kebudayaan.
Kata
budaya berasal dari bahasa sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari kata
budhi yang berarti budi atau akal. Yang berkenaan dengan akal budi tetapi dalam
penekanan kata kerjannya bahasa latin menyebutkan sebagai kolera yang artinya
mengolah,menyuburkan mengembangkan tanah. Dari kata latin ini lahirlah turunan
dalam bahasa inggrisnya sebagai culture yang umum dikalangan antropologi
diterjemahkan sebagai kebudayaan. Sedangkan kata cultural diterjemahkan menjadi
budaya.
Antropolog
kroeber dan kluckhohn telah
menghimpun
164 defenisi kebudayaan dimana defenisi-defenisi tersebut masing-masing
memberikan penekanan kepada deskriftif, historis, normatis, phisikologis,
struktural dan genetis (dalam syaifudin2005) sedangkan keesing (dalam syaifudin 2005) mengidentifikasi
antara 4 kebudayaan antara lain sebagai berikut :
1. Kebudayaan
sebagai sistem adaptif
yang fungsi utamannya adalah penyesuaian diri masyarakat terhadap
lingkungannnya.
2. Kebudayaan
sebagai sistem kognitif yang tersusun dari apapun yang diketahui dalam berfikir
berikut cara tertentu yang berlaku bagi warga kebudayaan
3. Kebudayaan
sebagai sistem struktur dari simbol-simbol yang dimiliki bersama yang memiliki
analogi dengan struktur pemikiran manusia.
4. Kebudayaan
sebagai sistem simbol yang terdiri simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki
bersama, yang dapat diidentifikasi, dan bersifat publik.
Dari
semua defenisi tersebut akhirnya bermuara kepada perdebatan apakah budaya itu
sebagai merupakan kognitif atau konkrit. Karena sebagian ahli berpendapat bahwa
kebudayaan merupakan kawasan kognitif yang berarti ada dalam pikiran manusia.
Sian ahli mengatakan bahwa kebudayaan itu konkrit.untuk menengahi kedua
perspektif diatas law lwess dalam saifuddin (2005) mendefeniskan kebudayaan
sebagai pola-pola perilaku dan keyakinan (dimediasi oleh simbol) yang dipelajari,
rasional, terintegrasi, dimiliki bersama, dan secara dinamik adaptif, dan yang
tergantung pada interaksi sosial manusia demi eksistensi mereka.
Dengan
demikian suatu kebudayaan merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang didalamnya
sangat tergantung kepada simbol-simbol yang merupakan citra bunyi,kata, gambar
yang mempunyai makna. Untuk melarang anaknya
tidak bermain
di semak belukar, siorang tua tidak akan mengatakan demikian : “nak, kau jangan bermain
disemak sana karena disana ada binatang seperti cacing, besar, berisik, berlari
sangat cepat, punya lidah yang bercabang, kalu menggigit bisa mematikan”. Orang
tuanya akan bilang :”nak jangan main disana karena banyak ular”. Kata ular
merupakan citra bunyi yang mewakili gagasan tentang binatang yang berbisa dan
berlari sangat cepat bentuknya seperti cacing tetapi berisik dan bentuknnya
sangat besar. Kebudayaan
karena ia merupakan seperangkat
pengetahuan
maka ia sangat tergantung dengan simbol-simbol ynag maknanya diolah oleh otak
manusia.
Sifat
pengetahuan tadi tidak bersifat biologis namun bisa dipelajari diantaranya
melalui sosialisasi didalam keluarga dan masyarakat sehingga menjadi
pengetahuan yang bersifat publik tersebut telah menjadi bagian dari kehidupan
individu yang bersangkutan. Pengetahuan dan pola-pola tingkah laku digunakan
sebagai strategi adaptasi terhadap lingkungan alam maupun buatan.
2.1.3
Manusia
sebagai pencipta kebudayaaan
Kebudayaan
yang berisi serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan
strategi-strategi rangkaian model-model kognitif yang digunakan secara selectif
oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Selain
beradaptasi dengan lingkungan manusia juga mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi
kebutuhan tersebut ialah :
1. Kebutuhan
primer seperti : makan, minum, bernafas, buang air, pelepasan dorongan
seksual dan reproduksi, pelindungan terhadap iklim, suhu, dan cuaca.
2. Kebutuhan
sekunder : diantaranya
adalah misalnya kerjasama dengan sejumlah orang seperti komunikasi, kegiatan bersama, pendidikan, dan lain-lain
3. Kebutuhan
integratif yang berfungsi mengintegrasikan berbagai kebutuhan dan kebudayaan
menjadi suatu sistem yang bulat menyeluruh serta masuk akal bagi pendukung
kebudayaan seperti adanya perasaan benar-salah,adil-dan tak adil dan lain-lain.
2.1.4
Mode
kebudayaan
Menurut
model ini kebudayaan merupakan strategi untuk memenuhi kebutuhan primer,
skunder dan integratif manusia. Misalnya saja dalam memenuhi kebutuhan makan
manusia mengembangkan mata pencaharian sebagai pramu dan pemburu, sistem
pertanian dan peladangan berpindah dan menetap. Pada masyarakat industri
berbeda lagi secara umum kebutuhan akan pangan sudah tidak subsistem lagi
tetapi sudah untuk kepentingan komunitas, maka di kembangkanlah agro industri.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan maka diperlukanlah jaringan-jaringan
pemasaran dengan sistem pembagian kerja yang profesional.dari segi mata
pencaharian saja kita sudah menemukan pola-pola yang sangat beragam sehingga
orang awam bisa mengatakan bahwa sistem pertanian subak merupakan representatif
dari budaya Bali.
Model yang dikembangkan diatas hanya sebagai model kebudayaan secara umum
tetapi dalam pembahasannya kita lebih memfokuskan pada salah satu dari unsur
kebudayaan yang terdapat dalam model di atas.
Jadi
untuk menganalisis suatu kebudayaan dalam rangka mempertajam alat analisis
lebih baik kesalah satu unsur kebudayaan tadi misalnya kalu kita berbicara
kebudayaan sebagai konsep umum kemudian yang perlu diingat bahwa kebudayaan
merupakan bagian yang integral dari aspek kognitif,aspek tingkah laku, dan
aspek material.
2.1.5
Sistem
budaya
Sistem
budaya merupakan komponen-komponen dari suatu kebudayaan , menurut keesing
(dalam syaifuddin 2005). Komponen tersebut adalah :
1. Kebudayaan
sebagai sistem adaptif
yang fungsi utamanya adalah penyesuaian diri masyarakat terhadap lingkungannya,
baik dalam lingkungan alam maupun sosial.
2. Kebudayaan
sebagai sistem
yang kognitif adalah segala sesuatu proses yang terjadi didalam otak manusia.
Cara berfikir masyarakat tradisional, misalnya, lebih banyak mengandalkan
analogi-analogi sedangkan cara berfikir masyarakat moderen lebih banyak
mengandalkan cara berfikir ilmiah yang memerlukan bukti-bukti untuk mendukung
penyataan.
3. Kebudayaan
sebagai sistem struktur dari simbol-simbol yang dimiliki analogi dengan
struktur pemikiran manusia. Didalam kesenian, membuat rumah, dalam menulis
cerita komposisi yang terlahir merupakan model dari pemikiran manusia. Misalnya
penempatan kanan kiri, utara-selatan merupakan cara berfikir oposisi
biner. pembagian kategori yang
bertentangan ini merupakan ekspresi model berfikir yang tidak kita sadari
4. Kebudayaan
sebagai simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama. Simbol merupakan hubungan
antara penanda dan patanda berdasarkan konvensi . bagi orang indonesia bendera
merah putih merupakan (penanda) dan makna yang bisa kita baca (petanda) adalah
berani dan suci. Dan mungkin bagi orang lain tanda merah dan putih belum tentu
mempunyai makna yang sama dengan kita. Simbol dapat berupa kata, angka, gerak
tubuh yang bermakna, bagaikan suatu kalimat.
2.1.6
Perubahan
kebudayaan
Sering
kita membedakan generasi kita dengan generasi orang tua kita. Dan sering
generasi kita mengatakan bahwa generasi orang tua kita kolot, dan sering juga
orang tua kita mengatakan kepada kita tidak beradat, karena sudah keluar dari
pakem-pakem tingkah laku orang tua .tahun tiga puluhan KB masih
dilarang oleh agama , akan tetapi sekarang diperbolehkan sal tidak menggugurkan
kandungan . pada tahun enampuluhan wanita tabu untuk memakai celana panjang
tetapi sekarang sudah merupakan hal yang biasa. Perempuan dahulu haruslah
seorang ibu rumah tangga, sebagai rekan suami sehingga disebut “orang rumahan”
sekarang wanita tidak lagi harus didapur, karena sekarang masyarakat sudah
menerima jika perempuan bekerja di luar
rumah.hal ini menegaskan bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis dalam rangka strategi
adaptasi. Ketika penduduk semakin bertambah dan lahan tidak bertambah maka
prinsip banyak anak banyak rezeki menjadi tidak adaptif lagi maka dicari
strategi adaptasi baru yaitu menekan angka jumlah pertambahan penduduk.
Bagaimana
dan mengapa kebudayaan berubah ? beberapa faktor yang menyebabkan kebudayaan
berubah yaitu :
Ø Discovery
dan Invention
Ø Difusi
Ø Akulturasi
Ø Revolusi
2.1.7
Persoalan-persoalan
kebudayaan
Demikian
luasnya cakupan kebudayaan semakin banyaknya persoalan-persoalan di tingkat
detailnya yang tak habis-habisnya untuk dikaji. Namun dalam kepentingan kita
ada dua permasalahan yang penting yaitu kita secara bersama-sama menghadapi
globalisasi. Selain itu semakin pluralnya dunia kehidupan perlu kita mengaju
kepada pemikiran-pemikiran tentang multikulturalisme.
a. Globalisasi
Globalisasi adalah mengintensifnya hubungan-hubungan
sosial dari dunia dimana tempat-tempat yang berjauhan dapat saling berhubungan
dan saling mempengaruhi. Dengan demikian kejadian di suatu tempat diakibatkan
oleh kejadian-kejadian yang bermil-mil jauhnya. Demikian juga sebaliknya
(Giddens, 1990). Kunci utama dalam memahami globalisasi adalah prekonomian
kapitalisme mutakhir dan industrialisme.
Kapitalisme adalah sistem produksi komoditi yang
dipusatkan atas hubungan kepemilikan pribadi atas modal dan ke-tanpapemilik-an
pribadi dari tenaga kerja. Masyarakat kapitalis mempunyai ciri-ciri
institusional tertentu, yaitu:
1. Tatanan ekonomi yang sifatnya kompetitif dan ekspansif,
serta konsisten dalam inovasi teknologi
2. Ekonomi dilindungi dari institusi politik.
3. Penyekatan antara politik dan ekonomi yang didasarkan
atas keunggulan dan kepemilikan pribadi dalam cara produksi.
4. Otonomi negara dikondisikan oleh hal-hal yang
menggantungkan nasib pada akumulasi modal.
Industrialisme
adalah suatu cara produksi yang menggunakan sumber energi yang berasal dari
permesinan dalam memproduksi barang-barang. Organisasi sosial harus teratur
dalam berproduksi agar aktifitas manusia, mesin, input dan output bahan mentah
dan barang dapat terkoordinasi dengan baik.
b.
Adaptasi
terhadap globalisasi
Tidak ada negara yang mampu membentengi diri sendiri
dari globalisasi karena tidak ada negara yang mampu berdiri sendiri dalam
mencukupi kebutuhannya. Indonesia perlu devisa tetapi SDMnya tidak mampu
mengolah sumber daya alamnya maka Indonesia mengundang investor asing untuk
mengeksploitasi sumber daya tersebut.
Pendidikan di Indonesia rentan terhadap pengaruh
global dengan semakin mudahnya tenaga ahli asing memasuki pasar kerja Indonesia
dan semakin mudahnya perguruan tinggi asing beroperasi di Indonesia. Untuk
menghadapi masalah ini, yang harus ditingkatkan adalah sumber daya manusianya,
maka perguruan tinggi harus mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas untuk
menghadapi globalisasi sebagai peningkatan sumber daya manusia dengan standar
mutu internasional.
c.
Multikulturalisme
Persoalan multikulturalisme perlu menjadi pusat
perhatian dalam rangka membangun suatu masyarakat yang terintegrasi. Neara-negara
maju mengembangkan kebijakan multikulturalisme untuk mengintegrasikan
penduduknya yang beraneka ragam dari segi kebudayaannya.
d.
Masyarakat
majemuk
Etnisitas adalah organisasi sosial yang sifatnya
askriptif yang berkenaan dengan asal muasal dari para pelakunya. Kajiannya
memusatkan pada antar hubungan dengan identitas etnisnya sebagai atribut dalam
interaksi-interaksi sosial. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri
dari dua atau lebih elemen tatanan sosial yang hidup berdampingan, namun tanpa
membawa kehendak sosial umum di antara mereka.
e.
Multikulturalisme
sebagai ideologi
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan
dalam kesederajatan, baik perbedaan individual maupun perbedaan kelompok secara
budaya. Ideologi ini merupakan sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong
terjadinya pluralisme budaya atau keanekaragaman berdasarkan atas
perbedaan-perbedaan secara budaya sebagai corak tatanan kehidupan masyarakat.
BAB 3
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Jadi
kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia yang di dalamnya mengandung
banyak unsur-unsur dalam kehidupan dan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan dari generasi ke generasi
dan di tempat-tempat yang berbeda.
Semua itu di pengaruhi oleh perkembangan hidup manusia yang juga selalu
berubah-ubah, karna manusia mempunyai
hubungan yang erat bahkan tidak bisa di pisahkan dengankebudayaan. Manusia
juga berhubungan erat dengan kebudayaan
yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara
beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan Sembiring. (2013). Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar. Medan : Unimed Press.
http:// Manusia dan Budaya _ newbie here !!!.htm
http:// Tulisan 1 Manusia Dan Budaya «.html