Kamis, 05 September 2013

makalah manusia dan kebudayaan


ILMU SOSIAL  DAN BUDAYA DASAR (ISBD)
MAKALAH MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

FT


DISUSUN OLEH:
            NAMA                                                       NIM
Ø ARI PURWADI                                                       5113122003
Ø IRWINSYAH LUBIS                                              5113122022
Ø M. MAULANA SYAHPUTRA                     5113122031
Ø RAHMAD NUR RIZKY                                         5113122038
Ø WIKE SUSWITA                                                    5113122046

PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIMED
TA: 2012-2013






Dengan kerendahan hati kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul MANUSIA DAN KEBUDAYAAN ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR. Dalam penyusunan makalah ini, banyak kendala dan hambatan yang kami hadapi, namun berkat dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, akhirnya  kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dengan hormat kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Gamal Kartono selaku dosen mata kuliah ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan itu, kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril dan materil.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.



Medan, 08 September 2013
Penulis,


Kelompok 1



BAB 1
PENDAHULUAN

Hubungan manusia dan kebudayaan sangat erat kaitannya satu sama lain, secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta ), “mens” (latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang merupakan bentuk kata majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Dalam bahasa sansekerta kebudayaan disebut dengan budhayah yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Pada dasarnya manusia adalah mahluk budaya yang harus nembudayakan dirinya, Manusia sebagai mahluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempelajari keadaan sekitar dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga mengajarkan kepada manusia beberapa hal penting dalam kehidupan seperti etika sopan & santun menjadikan ciri khas kebudayaan orang Indonesia. Kebudayaan juga dapat mempersatukan lapisan elemen masyarakat yang sebelumnya merenggang  akibat konflik yang nerkepanjangan dan dapat pula dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Rasa saling menhormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatukan kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Banyak hal dapat di kaji mengenai manusia dan kebudayaan, dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat tentang hubungan erat manusia dan kebudayaan yang sebenarnya tak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan berperan penting bagi kehisupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.



BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

2.1              Konsep Manusia Dan Kebudayaan
Manusia adalah mahluk ciptaannya yang paling unggul dari segi kecerdasan hingga mampu melahirkan kebudayaan. Kebudayaan lahir berkat adanya kecerdasan tersebut dengan bekal kecerdasan akal tersebut. Untuk menjelaskan tentang kebudayaan perlu pertama kali dibahas tentang akal budi ini.
2.1.1        Fungsi akal budi bagi manusia
Manusia dari segi biologis mempunyai volume otak tiga kali lebih besar dari kera besar afrika sehingga mampu berfikir dan mengembangkan gagasan karna kecerdasannya. Seekor simpanse punya kecerdasan dengan mengambil sebatang ranting kayu untuk mengambil buah yang tidak bisa dijangkaunya. Tapi mampukah dia berfikir melalui simbol seperti halnya manusia mempunyai bahasa , mempunyai angka dan mengembangkannya menjadi pikiran yang rumit. Tentu tidak jika mereka mampu mengembangkan kecerdasan maka ia akan menjadi mahluk berbudaya selain manusia , di dalam otak inilah proses akal budi berlangsungdengan sangat rumit. Akal budi adalah sumber rasa diri - suatu rasa yang kadang bersifat pribadi, dan terkadang di bagi dengan orang lain. Akal budi juga merupakan saluran untuk menjangkau dunia diluar benda-benda materi sehari-hari, melalui imajinasi dan akal budi menjadi sarana bagi kita untuk mengubah dunia abstrak menjadi kenyataan puspa –ragam. Leonardo da vinci sudah mempunyai gagasan tentang pesawat terbang pada masa Renaissance dulu. Manusia masa lalu dengan cerita , mitos, atau mimpi berimajinasi untuk terbang sampai ke bulan dan hal itu menjadi kenyataan pada tahun enampuluhan. Kebalikan dari itu manusia juga mampu mengabstrakkan apa yang dialaminnya menjadi gagasan-gagasan yang abstrak. Jadi dengan adanya kecerdasan ini manusia mampu merealisasikan gagasan yang abstrak dan juga mampu mengabstrakkan hal-hal yang real, melalui media bahasa dan simbol-simbol lainnya kecerdasan semakin berkembang.
Berbekal bahasa, manusia dapat menciptakan dunia jenis baru dialam : dunia kesadaran yang mawas diri dan dunia yang kita ciptakan serta nikmati bersama orang lain, yang kita sebut budaya. Bahasa menjadi alat kita dan budaya ruang tempat kita hidup. Kita punya sekitar 50 fonem yang melahirkan 100.000 kosa kata dan semua itu bisa dipadukan dalam kalimat-kalimat tak terbatas jumlahnya. Manusia mempunyai bahasa yang mempunyai kemampuan menyimpan gagasan kemudian gagasan yang bersifat tersebut tertanam dalam otak. Gagasan bertemu gagasan lain akan melahirkan gagasan baru demikian seterusnya. Otak manusia mampu menampung gagasan-gagasan yang tak terbatas jumlahnya. Dari gagasan-gagasan ini lahirlah ilmu pengetahuan, seni, cara-cara manusia berhubungn dengan penciptannya, mengatasi kesulitan-kesulitan lainnya agar supaya bertahan hidup.
2.1.2        Pengertian kebudayaan
Betapapun uniknya tingkah laku seorang individu tetapi ia harus menyepakati adanya tingkah laku yang berlaku bagi semua orang. Misalnya orang inggris tidak makan daging anjing, orang muslim tidak makan daging babi, contoh lainnya ketika kita didalam upacara bendera orang akan menyanyikan lagu kebangsaan dengan khidmad. Pola-pola tingkah laku yang umum tadi merupakan ekspresi dari kebudayaan sekelompok orang.
Kita tidak menyadari kebudayaan kita sendiri karena tingkah laku kita ‘’dituntun” oleh kebudayaan kita . dengan otomatis ‘tanpa pertimbangan kita’’ kita membaca do’a didalam hati kepada tuhan. Kita sadar ketika kita mendapatkan orang lain yang mempunyai keyakinan dan kebiasaan yang berbeda dengan kita. Orang yang lain dengan kita berdo’a dengan hikmadnya dengan suara yang bisa di dengar oleh semua orang yang hadir di meja makan. Kita sadar bahwa cara berlalu lintas orang-orang dinegri lain sangat toleransi kepada pengguna jalan lain sehingga tidak berhenti seenaknya, menghargai pejalan kaki yang sangat berbeda dengan cara berlalu lintas di kota medan. Ketika kita sadar akan perbedaan tingkah laku tersebut kita sadar bahwa ada perbedaan dalam kebudayaan.
            Suatu pemikiran di katakan kebudayaan bila pemikiran tersebut sudah dipunyai oleh anggota masyarakat. Tapi kalau kita melihat sistem pertanian subak di bali, sistem pertanian peladangan berpindah,sistem kekerabatan masyarakat batak, sistem kesenian masyarakat, sistem religi suatu masyarakat, konsumerisme, sistem standart mutu global merupakan suatu sub sistem dari kebudayaan yang lebih luas. Kata kebudayaan biasa digunakan oleh orang untuk mewakili kebiasaan-kebiasaan tertentu dari suatu masyarakat. Misalnya kalau orang batak, jawa, atau yang lainnya menari maka tarian itudisebut sebagai budaya batak, jawa, atau yang lainnya. Terlalu kecil untuk menyebut tarian sebagai kebudayaan. Tetapi kalau kita ambil, sebagai contoh, kalau orang berpakaian “you can see”disebut orang tersebut sudah dipengaruhi oleh budaya barat. Hal ini terlalu menyederhanakan persoalan dan menumpulkan konsep kebudayaan. Sub C nanti akan di bahas masalah lebih detail untuk membahas kebudayaan.
Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Yang berkenaan dengan akal budi tetapi dalam penekanan kata kerjannya bahasa latin menyebutkan sebagai kolera yang artinya mengolah,menyuburkan mengembangkan tanah. Dari kata latin ini lahirlah turunan dalam bahasa inggrisnya sebagai culture yang umum dikalangan antropologi diterjemahkan sebagai kebudayaan. Sedangkan kata cultural diterjemahkan menjadi budaya.
Antropolog kroeber dan kluckhohn telah menghimpun 164 defenisi kebudayaan dimana defenisi-defenisi tersebut masing-masing memberikan penekanan kepada deskriftif, historis, normatis, phisikologis, struktural dan genetis (dalam syaifudin2005) sedangkan keesing (dalam syaifudin 2005) mengidentifikasi antara 4 kebudayaan antara lain sebagai berikut :
1.      Kebudayaan sebagai sistem adaptif yang fungsi utamannya adalah penyesuaian diri masyarakat terhadap lingkungannnya.
2.      Kebudayaan sebagai sistem kognitif yang tersusun dari apapun yang diketahui dalam berfikir berikut cara tertentu yang berlaku bagi warga kebudayaan
3.      Kebudayaan sebagai sistem struktur dari simbol-simbol yang dimiliki bersama yang memiliki analogi dengan struktur pemikiran manusia.
4.      Kebudayaan sebagai sistem simbol yang terdiri simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama, yang dapat diidentifikasi, dan bersifat publik.

Dari semua defenisi tersebut akhirnya bermuara kepada perdebatan apakah budaya itu sebagai merupakan kognitif atau konkrit. Karena sebagian ahli berpendapat bahwa kebudayaan merupakan kawasan kognitif yang berarti ada dalam pikiran manusia. Sian ahli mengatakan bahwa kebudayaan itu konkrit.untuk menengahi kedua perspektif diatas law lwess dalam saifuddin (2005) mendefeniskan kebudayaan sebagai pola-pola perilaku dan keyakinan (dimediasi oleh simbol) yang dipelajari, rasional, terintegrasi, dimiliki bersama, dan secara dinamik adaptif, dan yang tergantung pada interaksi sosial manusia demi eksistensi mereka.
Dengan demikian suatu kebudayaan merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang didalamnya sangat tergantung kepada simbol-simbol yang merupakan citra bunyi,kata, gambar yang mempunyai makna. Untuk melarang anaknya tidak bermain di semak belukar, siorang tua tidak akan mengatakan demikian : “nak, kau jangan bermain disemak sana karena disana ada binatang seperti cacing, besar, berisik, berlari sangat cepat, punya lidah yang bercabang, kalu menggigit bisa mematikan”. Orang tuanya akan bilang :”nak jangan main disana karena banyak ular”. Kata ular merupakan citra bunyi yang mewakili gagasan tentang binatang yang berbisa dan berlari sangat cepat bentuknya seperti cacing tetapi berisik dan bentuknnya sangat besar. Kebudayaan karena ia merupakan seperangkat pengetahuan maka ia sangat tergantung dengan simbol-simbol ynag maknanya diolah oleh otak manusia.
Sifat pengetahuan tadi tidak bersifat biologis namun bisa dipelajari diantaranya melalui sosialisasi didalam keluarga dan masyarakat sehingga menjadi pengetahuan yang bersifat publik tersebut telah menjadi bagian dari kehidupan individu yang bersangkutan. Pengetahuan dan pola-pola tingkah laku digunakan sebagai strategi adaptasi terhadap lingkungan alam maupun buatan.
2.1.3        Manusia sebagai pencipta kebudayaaan
Kebudayaan yang berisi serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi rangkaian model-model kognitif yang digunakan secara selectif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Selain beradaptasi dengan lingkungan manusia juga mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi kebutuhan tersebut ialah :
1.      Kebutuhan primer seperti : makan, minum, bernafas, buang air, pelepasan dorongan seksual dan reproduksi, pelindungan terhadap iklim, suhu, dan cuaca.
2.      Kebutuhan sekunder : diantaranya adalah misalnya kerjasama dengan sejumlah orang seperti komunikasi, kegiatan bersama, pendidikan, dan lain-lain
3.      Kebutuhan integratif yang berfungsi mengintegrasikan berbagai kebutuhan dan kebudayaan menjadi suatu sistem yang bulat menyeluruh serta masuk akal bagi pendukung kebudayaan seperti adanya perasaan benar-salah,adil-dan tak adil dan lain-lain.



2.1.4        Mode kebudayaan


 














Menurut model ini kebudayaan merupakan strategi untuk memenuhi kebutuhan primer, skunder dan integratif manusia. Misalnya saja dalam memenuhi kebutuhan makan manusia mengembangkan mata pencaharian sebagai pramu dan pemburu, sistem pertanian dan peladangan berpindah dan menetap. Pada masyarakat industri berbeda lagi secara umum kebutuhan akan pangan sudah tidak subsistem lagi tetapi sudah untuk kepentingan komunitas, maka di kembangkanlah agro industri. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan maka diperlukanlah jaringan-jaringan pemasaran dengan sistem pembagian kerja yang profesional.dari segi mata pencaharian saja kita sudah menemukan pola-pola yang sangat beragam sehingga orang awam bisa mengatakan bahwa sistem pertanian subak merupakan representatif dari budaya Bali. Model yang dikembangkan diatas hanya sebagai model kebudayaan secara umum tetapi dalam pembahasannya kita lebih memfokuskan pada salah satu dari unsur kebudayaan yang terdapat dalam model di atas.
Jadi untuk menganalisis suatu kebudayaan dalam rangka mempertajam alat analisis lebih baik kesalah satu unsur kebudayaan tadi misalnya kalu kita berbicara kebudayaan sebagai konsep umum kemudian yang perlu diingat bahwa kebudayaan merupakan bagian yang integral dari aspek kognitif,aspek tingkah laku, dan aspek material.
2.1.5        Sistem budaya
Sistem budaya merupakan komponen-komponen dari suatu kebudayaan , menurut keesing (dalam syaifuddin 2005). Komponen tersebut adalah :
1.      Kebudayaan sebagai sistem adaptif yang fungsi utamanya adalah penyesuaian diri masyarakat terhadap lingkungannya, baik dalam lingkungan alam maupun sosial.
2.      Kebudayaan sebagai sistem yang kognitif adalah segala sesuatu proses yang terjadi didalam otak manusia. Cara berfikir masyarakat tradisional, misalnya, lebih banyak mengandalkan analogi-analogi sedangkan cara berfikir masyarakat moderen lebih banyak mengandalkan cara berfikir ilmiah yang memerlukan bukti-bukti untuk mendukung penyataan.
3.      Kebudayaan sebagai sistem struktur dari simbol-simbol yang dimiliki analogi dengan struktur pemikiran manusia. Didalam kesenian, membuat rumah, dalam menulis cerita komposisi yang terlahir merupakan model dari pemikiran manusia. Misalnya penempatan kanan kiri, utara-selatan merupakan cara berfikir oposisi biner.  pembagian kategori yang bertentangan ini merupakan ekspresi model berfikir yang tidak kita sadari
4.      Kebudayaan sebagai simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama. Simbol merupakan hubungan antara penanda dan patanda berdasarkan konvensi . bagi orang indonesia bendera merah putih merupakan (penanda) dan makna yang bisa kita baca (petanda) adalah berani dan suci. Dan mungkin bagi orang lain tanda merah dan putih belum tentu mempunyai makna yang sama dengan kita. Simbol dapat berupa kata, angka, gerak tubuh yang bermakna, bagaikan suatu kalimat.



2.1.6        Perubahan kebudayaan
Sering kita membedakan generasi kita dengan generasi orang tua kita. Dan sering generasi kita mengatakan bahwa generasi orang tua kita kolot, dan sering juga orang tua kita mengatakan kepada kita tidak beradat, karena sudah keluar dari pakem-pakem tingkah laku orang tua .tahun tiga puluhan KB masih dilarang oleh agama , akan tetapi sekarang diperbolehkan sal tidak menggugurkan kandungan . pada tahun enampuluhan wanita tabu untuk memakai celana panjang tetapi sekarang sudah merupakan hal yang biasa. Perempuan dahulu haruslah seorang ibu rumah tangga, sebagai rekan suami sehingga disebut “orang rumahan” sekarang wanita tidak lagi harus didapur, karena sekarang masyarakat sudah menerima  jika perempuan bekerja di luar rumah.hal ini menegaskan bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis dalam rangka strategi adaptasi. Ketika penduduk semakin bertambah dan lahan tidak bertambah maka prinsip banyak anak banyak rezeki menjadi tidak adaptif lagi maka dicari strategi adaptasi baru yaitu menekan angka jumlah pertambahan penduduk.
Bagaimana dan mengapa kebudayaan berubah ? beberapa faktor yang menyebabkan kebudayaan berubah yaitu :
Ø  Discovery dan Invention
Ø  Difusi
Ø  Akulturasi
Ø  Revolusi

2.1.7        Persoalan-persoalan kebudayaan
Demikian luasnya cakupan kebudayaan semakin banyaknya persoalan-persoalan di tingkat detailnya yang tak habis-habisnya untuk dikaji. Namun dalam kepentingan kita ada dua permasalahan yang penting yaitu kita secara bersama-sama menghadapi globalisasi. Selain itu semakin pluralnya dunia kehidupan perlu kita mengaju kepada pemikiran-pemikiran tentang multikulturalisme.
a.       Globalisasi
Globalisasi adalah mengintensifnya hubungan-hubungan sosial dari dunia dimana tempat-tempat yang berjauhan dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dengan demikian kejadian di suatu tempat diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang bermil-mil jauhnya. Demikian juga sebaliknya (Giddens, 1990). Kunci utama dalam memahami globalisasi adalah prekonomian kapitalisme mutakhir dan industrialisme.
Kapitalisme adalah sistem produksi komoditi yang dipusatkan atas hubungan kepemilikan pribadi atas modal dan ke-tanpapemilik-an pribadi dari tenaga kerja. Masyarakat kapitalis mempunyai ciri-ciri institusional tertentu, yaitu:
1.      Tatanan ekonomi yang sifatnya kompetitif dan ekspansif, serta konsisten dalam inovasi teknologi
2.      Ekonomi dilindungi dari institusi politik.
3.      Penyekatan antara politik dan ekonomi yang didasarkan atas keunggulan dan kepemilikan pribadi dalam cara produksi.
4.      Otonomi negara dikondisikan oleh hal-hal yang menggantungkan nasib pada akumulasi modal.
Industrialisme adalah suatu cara produksi yang menggunakan sumber energi yang berasal dari permesinan dalam memproduksi barang-barang. Organisasi sosial harus teratur dalam berproduksi agar aktifitas manusia, mesin, input dan output bahan mentah dan barang dapat terkoordinasi dengan baik.
b.      Adaptasi terhadap globalisasi
Tidak ada negara yang mampu membentengi diri sendiri dari globalisasi karena tidak ada negara yang mampu berdiri sendiri dalam mencukupi kebutuhannya. Indonesia perlu devisa tetapi SDMnya tidak mampu mengolah sumber daya alamnya maka Indonesia mengundang investor asing untuk mengeksploitasi sumber daya tersebut.
Pendidikan di Indonesia rentan terhadap pengaruh global dengan semakin mudahnya tenaga ahli asing memasuki pasar kerja Indonesia dan semakin mudahnya perguruan tinggi asing beroperasi di Indonesia. Untuk menghadapi masalah ini, yang harus ditingkatkan adalah sumber daya manusianya, maka perguruan tinggi harus mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas untuk menghadapi globalisasi sebagai peningkatan sumber daya manusia dengan standar mutu internasional.
c.       Multikulturalisme
Persoalan multikulturalisme perlu menjadi pusat perhatian dalam rangka membangun suatu masyarakat yang terintegrasi. Neara-negara maju mengembangkan kebijakan multikulturalisme untuk mengintegrasikan penduduknya yang beraneka ragam dari segi kebudayaannya.

d.      Masyarakat majemuk
Etnisitas adalah organisasi sosial yang sifatnya askriptif yang berkenaan dengan asal muasal dari para pelakunya. Kajiannya memusatkan pada antar hubungan dengan identitas etnisnya sebagai atribut dalam interaksi-interaksi sosial. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen tatanan sosial yang hidup berdampingan, namun tanpa membawa kehendak sosial umum di antara mereka.
e.       Multikulturalisme sebagai ideologi
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan, baik perbedaan individual maupun perbedaan kelompok secara budaya. Ideologi ini merupakan sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terjadinya pluralisme budaya atau keanekaragaman berdasarkan atas perbedaan-perbedaan secara budaya sebagai corak tatanan kehidupan masyarakat.



BAB 3
KESIMPULAN

Jadi kebudayaan  merupakan hasil ciptaan manusia yang di dalamnya mengandung banyak unsur-unsur dalam kehidupan dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari generasi ke generasi  dan di tempat-tempat yang berbeda.  Semua itu di pengaruhi oleh perkembangan hidup manusia yang juga selalu berubah-ubah, karna manusia mempunyai hubungan yang erat bahkan tidak bisa di pisahkan dengankebudayaan. Manusia juga  berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia.





DAFTAR PUSTAKA

Dermawan Sembiring. (2013). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Medan : Unimed Press.
http:// Manusia dan Budaya _ newbie here !!!.htm
http:// Tulisan 1 Manusia Dan Budaya «.html